Rabu, 07 November 2012

Sejarah Penyelamatan Allah Melalui Para Nabi


Hendry STT
SEJARAH PENYELAMATAN ALLAH MELALUI PARA NABI

1.      Penyelamatan Allah melalui persoalan lahir dan batin
Penyelamatan Allah melalui persoalan lahir dan batin dalam rangka menyelamatkan manusia  secara keseluruhan dipahami dengan usaha Allah mengutus para nabi melalui pemberitaan yang mereka sampaikan. Sebagai contoh ialah seruan nabi Amos untuk rakyat di Israel utara yang mengkritik pola ibadah Israel pada waktu itu yang aktif. Memang dari segi batiniah ketika mereka beribadah sepertinya tidak ada kekurangan. Tetapi dari segi lahiriah mereka mengabaikan akhlak dan kehidupan sosial. Pada saat itu ibadah Israel tidak berjalan beriringan dengan kehidupan sosial masyarakatnya. Banyak orang yang mementingkan kepentingan sendiri dan merampas hak-hak orang lain. Karena percuma ibadah yang mereka lakukan sementara hal-hal nyata seperti kehidupan sosial yang merupakan persoalan lahiriah mereka abaikan. Sebab menurut nabi Amos persoalan lahir dan batin merupakan persoalan yang berjalan bersama tanpa mengabaikan salah satunya dan keduanya harus berjalan dengan beriringan. Jadi melalui seruan yang disampaikan oleh nabi Amos keselamatan itu dapat mereka terima. Dan untuk selanjutnya tentang seruan nabi Amos dapat kita lihat pada topik yang lebih khusus yang kelompok berikan dalam menceritakan karya keselamatan Allah melalui nabi Amos.
2.      Persoalan dosa dan penyelamatan Allah melalui para nabi
Nabi ialah orang yang dipanggil oleh Allah untuk menyampaikan kehendak Allah.  Dia meneruskan Firman Allah yang baru dari pihak Yahwe, Firman itu menafsirkan sejarah sekarang dalam sinar sejarah penyelamatan masa lampau. Dalam rangka penyelamatan itulah ditempatkan tugas para nabi. Tidak mendengarkan mereka, berarti tidak mengindahkan suara Yahwe sendiri. Di sini terdapat penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap kenabian. Sejarah Israel mempunyai banyak contoh dengan situasi-situasi yang menimbulkan munculnya penyambung lidah Allah atau nabi. Pada abad VIII, kedua kerajaan Ibrani itu masuk ke dalam krisis religius[1]. Berikut nabi-nabi yang diurapi dan diutus Allah dalam rangka penyelamatan-Nya. Di sini kami hanya akan membahas beberapa nabi saja.
1.      Amos
Di bagian utara, Samaria mencapai puncak kejayaannya di bidang politik dan ekonomis. Ilmu purbakala dapat memperlihatkan perkembangan kesenian, khususnya seni gaya bangunan. Kemewahannya bertambah dan tentu saja golongan kaya cepat menyesuaikan diri. Tetapi masih ada sesuatu yang lain yang lebih berat lagi. Para hakim dapat disuap, para pedagang memeras kaum miskin. Kelaliman merajalela. Tiada cinta kasih terhadap sesama manusia. Pun pula tidak ada cinta kepada Yahwe, Allah yang menyelamatkan. Tempat-tempat dan pusat-pusat ibadah di Betel Dan, Gilgal menghormati bukan hanya Yahwe melainkan juga Baal.
Justru pada saat semacam itulah berkumandanglah suara mantap seorang nabi seperti Amos. Dia bukan seorang Israel, melainkan seorang Yahudi. Allah memanggilnya secara mendadak hanya untuk menyampaikan amanat pendek kepada kerajaan di Utara. Amos ini mengumumkan hukuman-hukuman dan peringatan karena Israel telah memutuskan persekutuan. Israel menjadi penjahat karena dosa-dosa sosial dan moral[2].
Pokok pemberitaan Amos “Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup; carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup” (Amos 5:6,14). Dasar pewartaan Amos ini nampaknya menekankan wibawa kekuatan moral Yahwe yang meraja seantero semesta, dan tuntutan wibawa itu bagi kehidupan bersama dalam kasih dan keadilan, terutama bagi kaum tersisih dan tertindas. Masa kini dan masa lalu Israel dalam sejarah keselamatan Yahwe dinilai dari apa yang ada di ambang pintu. Oleh karena itu Amos sangat menyerukan keadilan dan ibadah bagi Israel sebagai upaya penyelamatan dari Allah atas dosa mereka[3].
2.      Hosea
Nabi ini menafsirkan  peristiwa-peristiwa pada jamannya sebagai permulaan dari kesudahan. Dengan menunjukkan kehidupan Gomer, perempuan yang tidak setia itu, ia menggambarkan Israel sebagai istri yang kurang setia, yang tidak tahu berterimakasih terhadap anugerah-anugerah Allahnya. Hosea melihat kesalahan Israel dalam bidang agama. Selama ratusan tahun penduduk Kanaan, terutama yang hidup di kota-kota, hidup berdampingan dengan umat Israel dan akhirnya berasimilasi menjadi satu. Asimilasi ini membawa juga asimilasi agama yang akan berakibat buruk bagi Israel. Yang paling menarik perhatian masyarakat Israel adalah ritus-ritus kesuburan, yang merayakan kematian dan kebangkitan dewa baal sesuai pergantian musim setiap tahun, dan pernikahannya kembali dengan dewi Asyera setiap awal musim tanam[4].
            Dalam pewartaannya, Hosea menegaskan tiga kualitas yang harus dipedulikan Israel: kasih setia, belarasa, dan pengenalan akan Allah. Realisasi pengenalan akan Allah inilah yang menyebabkan Hosea menyampaikan kecaman keras atas orang Israel yang tidak setia. Ia menyatakan bahwa Yahwe menghukum. Benar, tetapi itu untuk kebaikan Israel. Dan setelah itu  Allah akan mengasihani Israel dan membangunnya seperti sediakala, yang dibutuhkan hanyalah pengenalan akan Allah. Hosea menunjukkan bahwa kejahatan Israel menyakiti hati Yahwe. Ia mau bangsanya sadar, dan kembali mengenal kasih mesra Yahwe. Bukan hura-hura yang diminta Yahwe, melainkan sikap hati yang tercermin dalam ibadat mereka yang benar.  Dengan kata lain, tidak ada alasan untuk menunda keselamatan kecuali dengan bertobat sejati, kembali kepada Allah[5].
3.      Yesaya
Yesaya adalah salah seorang nabi yang terbesar. Pada masa yang sama, Yesaya dan Mikha memberitakan pesan Tuhan di Kerajaan sebelah Selatan,  Amos dan Hosea di Kerajaan sebelah Utara.  Waktu itu adalah masa peperangan antara bangsa- bangsa. Seorang raja yang berhasil yang bernama Uzia sudah memerintah Yehuda selama beberapa tahun. Yesaya menerima panggilannya pada tahun kematian Raja Uzia. Yotam, Ahaz, dan Hizkia menggantikan Raja Uzia bertahta di Yehuda. Yesaya menyampaikan pesan Tuhan pada tahun-tahun pemerintahan raja-raja tersebut.
Keadaan sosial sangat buruk selama pelayanan Yesaya. Ada kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin, dengan tenggang rasa yang buruk antara mereka. Orang yang jahat menipu orang- orang miskin dan mengambil rumah dan tanah mereka. Pemerintahan di kota-kota sangat buruk di Yerusalem. Banyak minuman bir dan anggur yang memabukkan. Banyak orang yang menyembah berhala. Orang Israel telah gagal untuk membagikan kebenaran dari Tuhan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Bahkan mereka ikut menyembah ilah-ilah yang palsu. Kehidupan rohani yang sungguh-sungguh sangatlah kurang di daerah tersebut pada masa itu.
Selama 40 tahun, Yesaya memberitakan firman Tuhan. Dia menubuatkan adanya pembebasan. Dia menulis pesan-pesan Tuhan. Dia menasehati para raja dan pemimpin. Dia sangat mengasihi orang miskin. Dia berkhotbah untuk keadilan secara ekonomi dan sosial. Dia hidup dengan berusaha untuk membawa umatnya kembali kepada Allah.
            Yesaya menyadarkan orang-orang fasik di antara bangsanya dengan menentang rasa aman-tenteram mereka. Orang-orang yang beribadah dihiburkannya dengan menentang rasa takut mereka. Dengan tegas diajaknya supaya Yehuda jangan menggabungkan diri kepada bangsa kepada bangsa-bangsa lain, atau menaklukkan diri kepadanya, melainkan dengan percaya kepada Tuhan mempertahankan kedudukan mereka sebagai bangsa yang dikuduskan bagi Tuhan. Pokok pemberitaannya : Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya (Yes 7:9)[6].
4.      Mikha
Nabi Mikha bernubuat pada masa yang sama dengan Yesaya. Mikha adalah nabi pertama yang menubuatkan kehancuran bait Allah di Yerusalem. Mikha mengajukan nubuat bahwa Yerusalem  akan dibajak seperti ladang, dan berubah menjadi onggokan puing-puing (Mikha 3:12). Mikha memerangi ketidakadilan sosial dan mengumandangkan kebenaran sosial. Mikha melihat penderitaan si miskin dibawah tekanan mereka yang memiliki kekuasaan. Para hakim bertindak tidak adil. Para pendeta bertindak jahat. Orang-orang kaya menipu mereka yang miskin. Semua orang menderita karena ketakutan dan kebencian (Mikha 2:2). Mikha ingin supaya orang-orang mengetahui bahwa Allah adalah Allah yang adil. Karena itu, umat-Nya mesti adil dan mengetahui bahwa setiap perbuatan yang tidak adil merupakan penghinaan terhadap Tuhan.  Mikha mengingatkan umat Israel bahwa Allah masih tetap sebagai pemerintah bangsa-bangsa dan seluruh umat manusia. Dia berdiri dan siap mengampuni ketika manusia kembali kepada-Nya dari jalan-jalan mereka yang mementingkan diri sendiri.
3.      Mengenal “penyelamat” dalam mitologi Asia secara umum
Banyak mitologi-mitologi tentang “penyelamat” yang dikenal di Asia secara umum, tetapi kelompok kami mengambil salah satu contoh dari mitologi-mitologi tersebut, yaitu mitologi di India.
Dalam mitologi India, para dewa memanisfetasikan dirinya sebagai manusia super dengan turun ke dunia untuk mengembalikan keseimbangan di muka bumi, setelah mengalami jaman kejahatan yang teramat sangat. Penjelmaan dewa inilah, sang penyelamat yang disebut sang Avatar. Awatara atau Avatar adalah inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa maupun manifestasinya. Tuhan Yang Maha Esa ataupun manifestasinya turun ke dunia, mengambil suatu bentuk dalam dunia material, guna menyelamatkan dunia dari kehancuran dan kejahatan, menegakkan dharma dan menyelamatkan orang-orang yang melaksanakan Dharma/Kebenaran.
India mengenal adanya Dasa Avatar yang sangat terkenal di antara Avatar-avatar lainnya. Dasa Avatar adalah sepuluh Avatar yang diyakini sebagai penjelmaan material Dewa Wisnu  dalam misi menyelamatkan dunia. Dari sepuluh Avatar, sembilan diantaranya diyakini sudah pernah menyelamatkan dunia, sedangkan satu di antaranya, Avatar terakhir (Kalki Awatara), masih menunggu waktu yang tepat  untuk turun ke dunia (di akhir jaman). Sembilan penjelmaan Dewa Wisnu sebagai “penyelamat” tersebut yaitu Matsya Avatar (berwujud ikan raksasa), Kurma Avatar (berwujud kura-kura raksasa), Waraha Avatar (berwujud babi hutan), Narasinga Avatar (berwujud manusia dengan kepala singa, berkuku tajam seperti pedang, dan memiliki banyak tangan yang memegang senjata), Wamana Avatar (berwujud anak kecil yang membawa payung), Parasurama Avatar (berwujud Rama yang bersenjata kapak), Rama Avatar (menjelma sebagai Rama, putera raja Dasarata dari Ayodhya yang ditemani oleh Naga Sesa), Kresna Avatar (berwujud pria berkulit gelap atau biru tua, memakai dhoti kuning dan mahkota yang dihiasi bulu merak), dan Gautama Buddha Avatar (berwujud Sang Buddha yang mengajarkan dharma)[7].





DAFTAR PUSTAKA

Snoek, I. 2004. Sejarah Suci. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Croatto, J.S. 1975. Sejarah Penyelamatan. Flores: Nusa Indah
Koch, Klaus. 1989. Kitab Yang Agung. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Pr, Darmawijaya. 1990. Warta Nabi Abad VIII. Jogjakarta: Kanisius
Tweeter., 2011., Cerita Rakyat Pulau Dewata. http://ceritadewata.blogspot.com/2011/07/awatara-dewa-wisnu.html. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2012.




[1] Bdk. J.S. Croatto, Sejarah Penyelamatan (Flores: Nusa Indah, 1975), hlm. 148-149

[2] Ibid, hlm.149
[3] St. Darmawijaya Pr, Warta Nabi Abad VIII (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 38
[4] Klaus Koch, Kitab yang Agung (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), hlm.41
[5] Op.cit, hlm. 71-72
[6] I. Snoek, Sejarah Suci (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hlm.209

Tidak ada komentar:

Posting Komentar