Hendry STT
SEJARAH PENYELAMATAN
ALLAH MELALUI PARA NABI
1.
Penyelamatan
Allah melalui persoalan lahir dan batin
Penyelamatan
Allah melalui persoalan lahir dan batin dalam rangka menyelamatkan manusia secara keseluruhan dipahami dengan usaha Allah
mengutus para nabi melalui pemberitaan yang mereka sampaikan. Sebagai contoh
ialah seruan nabi Amos untuk rakyat di Israel utara yang mengkritik pola ibadah
Israel pada waktu itu yang aktif. Memang dari segi batiniah ketika mereka
beribadah sepertinya tidak ada kekurangan. Tetapi dari segi lahiriah mereka
mengabaikan akhlak dan kehidupan sosial. Pada saat itu ibadah Israel tidak
berjalan beriringan dengan kehidupan sosial masyarakatnya. Banyak orang yang
mementingkan kepentingan sendiri dan merampas hak-hak orang lain. Karena
percuma ibadah yang mereka lakukan sementara hal-hal nyata seperti kehidupan
sosial yang merupakan persoalan lahiriah mereka abaikan. Sebab menurut nabi
Amos persoalan lahir dan batin merupakan persoalan yang berjalan bersama tanpa
mengabaikan salah satunya dan keduanya harus berjalan dengan beriringan. Jadi
melalui seruan yang disampaikan oleh nabi Amos keselamatan itu dapat mereka
terima. Dan untuk selanjutnya tentang seruan nabi Amos dapat kita lihat pada
topik yang lebih khusus yang kelompok berikan dalam menceritakan karya
keselamatan Allah melalui nabi Amos.
2.
Persoalan
dosa dan penyelamatan Allah melalui para nabi
Nabi
ialah orang yang dipanggil oleh Allah untuk menyampaikan kehendak Allah. Dia meneruskan Firman Allah yang baru dari
pihak Yahwe, Firman itu menafsirkan sejarah sekarang dalam sinar sejarah
penyelamatan masa lampau. Dalam rangka penyelamatan itulah ditempatkan tugas
para nabi. Tidak mendengarkan mereka, berarti tidak mengindahkan suara Yahwe
sendiri. Di sini terdapat penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap
kenabian. Sejarah Israel mempunyai banyak contoh dengan situasi-situasi yang
menimbulkan munculnya penyambung lidah Allah atau nabi. Pada abad VIII, kedua
kerajaan Ibrani itu masuk ke dalam krisis religius[1].
Berikut nabi-nabi yang diurapi dan diutus Allah dalam rangka penyelamatan-Nya.
Di sini kami hanya akan membahas beberapa nabi saja.
1. Amos
Di
bagian utara, Samaria mencapai puncak kejayaannya di bidang politik dan ekonomis.
Ilmu purbakala dapat memperlihatkan perkembangan kesenian, khususnya seni gaya
bangunan. Kemewahannya bertambah dan tentu saja golongan kaya cepat
menyesuaikan diri. Tetapi masih ada sesuatu yang lain yang lebih berat lagi.
Para hakim dapat disuap, para pedagang memeras kaum miskin. Kelaliman
merajalela. Tiada cinta kasih terhadap sesama manusia. Pun pula tidak ada cinta
kepada Yahwe, Allah yang menyelamatkan. Tempat-tempat dan pusat-pusat ibadah di
Betel Dan, Gilgal menghormati bukan hanya Yahwe melainkan juga Baal.
Justru
pada saat semacam itulah berkumandanglah suara mantap seorang nabi seperti
Amos. Dia bukan seorang Israel, melainkan seorang Yahudi. Allah memanggilnya
secara mendadak hanya untuk menyampaikan amanat pendek kepada kerajaan di Utara.
Amos ini mengumumkan hukuman-hukuman dan peringatan karena Israel telah
memutuskan persekutuan. Israel menjadi penjahat karena dosa-dosa sosial dan
moral[2].
Pokok
pemberitaan Amos “Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup; carilah yang baik dan
jangan yang jahat, supaya kamu hidup” (Amos 5:6,14). Dasar pewartaan Amos ini
nampaknya menekankan wibawa kekuatan moral Yahwe yang meraja seantero semesta,
dan tuntutan wibawa itu bagi kehidupan bersama dalam kasih dan keadilan,
terutama bagi kaum tersisih dan tertindas. Masa kini dan masa lalu Israel dalam
sejarah keselamatan Yahwe dinilai dari apa yang ada di ambang pintu. Oleh
karena itu Amos sangat menyerukan keadilan dan ibadah bagi Israel sebagai upaya
penyelamatan dari Allah atas dosa mereka[3].
2. Hosea
Nabi
ini menafsirkan peristiwa-peristiwa pada
jamannya sebagai permulaan dari kesudahan. Dengan menunjukkan kehidupan Gomer,
perempuan yang tidak setia itu, ia menggambarkan Israel sebagai istri yang
kurang setia, yang tidak tahu berterimakasih terhadap anugerah-anugerah
Allahnya. Hosea melihat kesalahan Israel dalam bidang agama. Selama ratusan
tahun penduduk Kanaan, terutama yang hidup di kota-kota, hidup berdampingan
dengan umat Israel dan akhirnya berasimilasi menjadi satu. Asimilasi ini
membawa juga asimilasi agama yang akan berakibat buruk bagi Israel. Yang paling
menarik perhatian masyarakat Israel adalah ritus-ritus kesuburan, yang
merayakan kematian dan kebangkitan dewa baal sesuai pergantian musim setiap
tahun, dan pernikahannya kembali dengan dewi Asyera setiap awal musim tanam[4].
Dalam pewartaannya,
Hosea menegaskan tiga kualitas yang harus dipedulikan Israel: kasih setia,
belarasa, dan pengenalan akan Allah. Realisasi pengenalan akan Allah inilah
yang menyebabkan Hosea menyampaikan kecaman keras atas orang Israel yang tidak
setia. Ia menyatakan bahwa Yahwe menghukum. Benar, tetapi itu untuk kebaikan
Israel. Dan setelah itu Allah akan
mengasihani Israel dan membangunnya seperti sediakala, yang dibutuhkan hanyalah
pengenalan akan Allah. Hosea menunjukkan bahwa kejahatan Israel menyakiti hati
Yahwe. Ia mau bangsanya sadar, dan kembali mengenal kasih mesra Yahwe. Bukan
hura-hura yang diminta Yahwe, melainkan sikap hati yang tercermin dalam ibadat
mereka yang benar. Dengan kata lain,
tidak ada alasan untuk menunda keselamatan kecuali dengan bertobat sejati,
kembali kepada Allah[5].
Yesaya adalah salah
seorang nabi yang terbesar. Pada masa yang sama, Yesaya dan Mikha memberitakan
pesan Tuhan di Kerajaan sebelah Selatan, Amos dan Hosea di Kerajaan sebelah Utara. Waktu itu adalah masa peperangan antara
bangsa- bangsa. Seorang raja yang berhasil yang bernama Uzia sudah memerintah
Yehuda selama beberapa tahun. Yesaya menerima panggilannya pada tahun kematian
Raja Uzia. Yotam, Ahaz, dan Hizkia menggantikan Raja Uzia bertahta di Yehuda.
Yesaya menyampaikan pesan Tuhan pada tahun-tahun pemerintahan raja-raja
tersebut.
Keadaan sosial sangat
buruk selama pelayanan Yesaya. Ada kelompok orang kaya dan kelompok orang
miskin, dengan tenggang rasa yang buruk antara mereka. Orang yang jahat menipu
orang- orang miskin dan mengambil rumah dan tanah mereka. Pemerintahan di
kota-kota sangat buruk di Yerusalem. Banyak minuman bir dan anggur yang
memabukkan. Banyak orang yang menyembah berhala. Orang Israel telah gagal untuk
membagikan kebenaran dari Tuhan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Bahkan mereka ikut menyembah ilah-ilah yang palsu. Kehidupan rohani yang
sungguh-sungguh sangatlah kurang di daerah tersebut pada masa itu.
Selama 40 tahun, Yesaya memberitakan
firman Tuhan. Dia menubuatkan adanya pembebasan. Dia menulis pesan-pesan Tuhan.
Dia menasehati para raja dan pemimpin. Dia sangat mengasihi orang miskin. Dia
berkhotbah untuk keadilan secara ekonomi dan sosial. Dia hidup dengan berusaha
untuk membawa umatnya kembali kepada Allah.
Yesaya menyadarkan orang-orang fasik
di antara bangsanya dengan menentang rasa aman-tenteram mereka. Orang-orang
yang beribadah dihiburkannya dengan menentang rasa takut mereka. Dengan tegas
diajaknya supaya Yehuda jangan menggabungkan diri kepada bangsa kepada
bangsa-bangsa lain, atau menaklukkan diri kepadanya, melainkan dengan percaya
kepada Tuhan mempertahankan kedudukan mereka sebagai bangsa yang dikuduskan
bagi Tuhan. Pokok pemberitaannya : Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak
teguh jaya (Yes 7:9)[6].
4. Mikha
Nabi
Mikha bernubuat pada masa yang sama dengan Yesaya. Mikha adalah nabi pertama
yang menubuatkan kehancuran bait Allah di Yerusalem. Mikha mengajukan nubuat
bahwa Yerusalem akan dibajak seperti
ladang, dan berubah menjadi onggokan puing-puing (Mikha 3:12). Mikha memerangi
ketidakadilan sosial dan mengumandangkan kebenaran sosial. Mikha melihat
penderitaan si miskin dibawah tekanan mereka yang memiliki kekuasaan. Para
hakim bertindak tidak adil. Para pendeta bertindak jahat. Orang-orang kaya
menipu mereka yang miskin. Semua orang menderita karena ketakutan dan kebencian
(Mikha 2:2). Mikha ingin supaya
orang-orang mengetahui bahwa Allah adalah Allah yang adil. Karena itu, umat-Nya
mesti adil dan mengetahui bahwa setiap perbuatan yang tidak adil merupakan
penghinaan terhadap Tuhan. Mikha
mengingatkan umat Israel bahwa Allah masih tetap sebagai pemerintah
bangsa-bangsa dan seluruh umat manusia. Dia berdiri dan siap mengampuni ketika
manusia kembali kepada-Nya dari jalan-jalan mereka yang mementingkan diri
sendiri.
3.
Mengenal
“penyelamat” dalam mitologi Asia
secara umum
Banyak
mitologi-mitologi tentang “penyelamat” yang dikenal di Asia secara umum, tetapi
kelompok kami mengambil salah satu contoh dari mitologi-mitologi tersebut,
yaitu mitologi di India.
Dalam
mitologi India, para dewa memanisfetasikan dirinya sebagai manusia super dengan
turun ke dunia untuk mengembalikan keseimbangan di muka bumi, setelah mengalami
jaman kejahatan yang teramat sangat. Penjelmaan dewa inilah, sang penyelamat
yang disebut sang Avatar. Awatara atau Avatar adalah inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa
maupun manifestasinya. Tuhan Yang Maha Esa ataupun manifestasinya turun ke
dunia, mengambil suatu bentuk dalam dunia material, guna menyelamatkan dunia
dari kehancuran dan kejahatan, menegakkan dharma dan menyelamatkan orang-orang
yang melaksanakan Dharma/Kebenaran.
India mengenal adanya Dasa Avatar yang sangat terkenal di antara Avatar-avatar
lainnya. Dasa Avatar adalah sepuluh Avatar yang diyakini sebagai penjelmaan
material Dewa Wisnu dalam misi menyelamatkan
dunia. Dari sepuluh Avatar, sembilan diantaranya diyakini sudah pernah
menyelamatkan dunia, sedangkan satu di antaranya, Avatar terakhir (Kalki
Awatara), masih menunggu waktu yang tepat untuk turun ke dunia (di akhir jaman). Sembilan
penjelmaan Dewa Wisnu sebagai “penyelamat” tersebut yaitu Matsya Avatar
(berwujud ikan raksasa), Kurma Avatar (berwujud kura-kura raksasa), Waraha
Avatar (berwujud babi hutan), Narasinga Avatar (berwujud manusia
dengan kepala singa, berkuku tajam seperti pedang,
dan memiliki banyak tangan yang memegang senjata),
Wamana Avatar (berwujud anak kecil yang membawa payung), Parasurama Avatar (berwujud Rama yang bersenjata
kapak), Rama Avatar (menjelma sebagai Rama,
putera raja Dasarata dari Ayodhya yang ditemani oleh Naga
Sesa), Kresna Avatar (berwujud pria berkulit gelap atau biru tua,
memakai dhoti kuning dan mahkota yang dihiasi bulu merak),
dan Gautama Buddha Avatar (berwujud Sang Buddha yang mengajarkan dharma)[7].
DAFTAR PUSTAKA
Snoek, I. 2004. Sejarah Suci.
Jakarta: BPK Gunung Mulia
Croatto, J.S. 1975. Sejarah
Penyelamatan. Flores: Nusa Indah
Koch, Klaus. 1989. Kitab Yang Agung. Jakarta:
BPK Gunung Mulia
Pr, Darmawijaya. 1990. Warta Nabi
Abad VIII. Jogjakarta: Kanisius
Tweeter., 2011., Cerita Rakyat Pulau
Dewata. http://ceritadewata.blogspot.com/2011/07/awatara-dewa-wisnu.html.
Diakses pada tanggal 14 Oktober 2012.
[1] Bdk. J.S. Croatto, Sejarah Penyelamatan (Flores: Nusa
Indah, 1975), hlm. 148-149
[2] Ibid, hlm.149
[3] St. Darmawijaya Pr, Warta Nabi Abad VIII (Yogyakarta:
Kanisius, 1990), hlm. 38
[4] Klaus Koch, Kitab yang Agung (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1989), hlm.41
[5] Op.cit, hlm. 71-72
[6] I. Snoek, Sejarah Suci (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2004), hlm.209
[7] http://ceritadewata.blogspot.com/2011/07/awatara-dewa-wisnu.html, terakhir diakses 14 Oktober
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar